METAGENESIS LUMUT- PAKU
BEDA METAGENESIS PAKU DAN LUMUT
Setelah diamati metagenesis lumut dan paku diatas dapat kita simpulkan bahwa
1. Gametofit paku umurnya lebih pendek dibanding sporofitnya karena yang terlihat di alam tumbuhan pakunya bukan Prothaliumnya , sedang pada lumut sebaliknya yang dialam tumbuhan lumutnya maka gametofitnya lebih lama / dominan hidupnya dibanding sporogonium
2. Tumbuhan paku ada di bawah skema berarti kromosomnya diploid karena yang dibawah selalu berasal dari zygot hasil pertemuan dua sel kelamin , sebaliknya lumut haploid karena ada diatas skema yang terbentuknya hasil dari perkembangan spora. dan spora itu dibentuknya secara miosis ( pembelahan reduksi)
Berikut juga kami tampilkan morfologi tanaman paku dan lumut
berikut letak spora pada tumbuhan paku
Untuk perbedaan ciri yang lain dari keduanya yaitu
Setelah diamati metagenesis lumut dan paku diatas dapat kita simpulkan bahwa
1. Gametofit paku umurnya lebih pendek dibanding sporofitnya karena yang terlihat di alam tumbuhan pakunya bukan Prothaliumnya , sedang pada lumut sebaliknya yang dialam tumbuhan lumutnya maka gametofitnya lebih lama / dominan hidupnya dibanding sporogonium
2. Tumbuhan paku ada di bawah skema berarti kromosomnya diploid karena yang dibawah selalu berasal dari zygot hasil pertemuan dua sel kelamin , sebaliknya lumut haploid karena ada diatas skema yang terbentuknya hasil dari perkembangan spora. dan spora itu dibentuknya secara miosis ( pembelahan reduksi)
Berikut juga kami tampilkan morfologi tanaman paku dan lumut
berikut letak spora pada tumbuhan paku
Untuk perbedaan ciri yang lain dari keduanya yaitu
- Pada lumut akarnya masih rhizoid , sedang pada tumbuhan paku akarnya serabut
- Pada lumut tubuhnya belum terdapat berkas pengangkut xilem dan floem , sedangkan di paku sudah mempunyai xilem dan floem sehingga lumut tergolong Non tracheophyta sedang pada tumbuhan paku tergolong Tracheophyta
- pada lumut daun tidak dijumpai spora sedang dipaku terlihat ada sporanya ( sporofil) , pada daun paku ketika masih muda menggulung
- alat pengatur keluarnya spora di lumut berupa gigi peristome sedangkan di paku berupa anullus
- Hingga saat ini tumbuhan nonvaskuler (lumut daun dan lumut hati) dikelompokkan bersama dalam satu divisi tunggal
- Divisio itu adakah Bryophyta (bahasa Yunanibr ion, “lumut”).
- Gamet Bryophta berkembang di dalam gametangia.
- Gametangium jantan dikenal dengan anteredium, menghasilkan sperma berflagella.
- Gametangium betina disebut dengan arkogenium yang menghasilkan sel telur.
- Sel telur tersebut dibuahi di dalam arkogenium.
- Walaupun dengan embrio yang terlindungi, bryophta tidak sepenuhnya terbebas dari habitat perairan.
- Tumbuhan Bryophyta memerlukan air untuk bereproduksi.OK
- Bryophta tidak memiliki jaringan yang diperkuat oleh lignin, yang diperlukan untuk menyokong tumbuhan tinggi di daratan.
- Meskipun Bryopyhta dapat merentang secara horizontal sebagai hamparan lumut,
- Bryophta selalu memiliki profil yang rendah.
- Sebagian besar tingginya hanya 1 - 2 cm. Pada umumnya lumut mempunyai warna yang benar-benar hijau karena mempunyai sel-sel dengan plastida yang menghasilkan klorofil a dan b, dengan demikian lumut bersifat autotrof.
- Tubuh lumut dibedakan antara sporofit dan gametofitnya.
- Bryophyta adalah lumut yang termasuk tumbuhan berklorofil yang tumbuh di darat dan di tempat-tempat seperti: tanah, bebatuan, gambut, kulit pohon, dan lain-lain.
- Lumut yang berhabitat seperti tumbuhan tingkat tinggi dalam batang terdapat berkas pengangkut.
- Tumbuhan lumut mempunyai pergiliran keturunan atau generasi antara sporofit dan gametofit yang haploid,
- Dimana bentuk gametofitnya berupa tumbuhan lumut , dan sporofitnya akan menghasilkan spora yang di dalamnya terdapat sporangium.
- Bryophyta berkembang biak dengan spora dan telah menunjukkan pergantian keturunan yang nyata.
- Gametofit berupa tumbuhan lumutnya.
- Sporofit berupa sporogonium atau kapsul spora yang terdapat pada gametofit dan sporofit yang belum terpisah.
- Dari spora tidak lalu terjadi tumbuhan lumut, melainkan protonema dulu yang kemudian baru menjadi lumut.
- Dalam sistematik lumut dibedakan menjadi dua kelas :
- Kelas Musci (lumut daun)
- Kelas Hepatica (lumut hati)
- Berdasarkan struktur tubuhnya, Tumbuhan Lumut telah berkormus.
- Lebih tepatnya lumut merupakan peralihan antara tumbuhan bertalus dengan tumbuhan berkormus.
ADAPTASI LUMUT
Lumut melakukan adaptasi yang memungkinkan untuk tumbuh di tanah yaitu,
Lumut melakukan adaptasi yang memungkinkan untuk tumbuh di tanah yaitu,
- Pertama tumbuhnya diselubungi oleh kutikula lilin yang menolong tubuhnya menyimpan air.
- Kedua, gamet-gametnya berkembang dalam metangia, sebagai akibatnya zigot hasil vertilisasinya berkembang didalam jaket pelindung.
- Oleh karena lumut belum memiliki jaringan pengangkut, maka air masuk ke tubuh lumut secara imbibisi.
- Setelah air masuk ke tubuh lumut, kemudian didistribusikan ke bagian-bagian tumbuhan secara Osmose dengan gaya kapilaritas maupun aliran sitoplasma.
- Sistem pengangkutan air seperti itu menyebabkan lumut hanya dapat hidup di rawa dan tempat-tempat teduh.
- Lumut tidak pernah berukuran tinggi dan besar, kebanyakan hanya 1-2 cm, dan seringkali besarnya kurang dari 20cm.
SEKILAS PAKU
- Paku-pakuan merupakan golongan tumbuhan yang benar-benar telah berkormus (mempunyai akar, batang dan daun).
- Paku-pakuan merupakan kelompok tumbuhan berpembuluh yang paling sederhana.
- Kurang lebih 550 juta tahun yang lalu (zaman karbon) hutan paku raksasa mendominasi permukaan bumi.
- Semua anggota divisi paku-pakuan memiliki 4 struktur penting yang tidak terdapat pada ganggang tingkat tinggi dan terkompleks sekalipun, yaitu
- lapisan pelindung sel (jaket steril) yang terdapat di sekeliling organ reproduksi,
- embrio multiseluler. Yang terdapat dalam arkegonia,
- kutikula pada bagian luar membungkus epidermis
- sistem transfor internal yang mengangkut air dan zat makanan dari dalam tanah, sistem ini sama baiknya seperti pengorganisasian transfor air dan zat makanan pada tumbuhan tingkat tinggi.
JADI
- Ciri tumbuhan lumut (Bryophyta) merupakan tumbuhan darat sejati, bentuknya kecil dan panjang, menyukai tempat-tempat yang lembab atau basah seperti di bebatuan, tanah, dan dinding tua, merupakan peralihan antara tumbuhan berthallus dan tumbuhan berkormus, mempunyai kloroflas untuk fotosintesis, tidak mempunyai berkas pengangkut, reproduksi secara seksual dengan perpaduan antara sel sperma dan sel telur, berkembangbiak secara kawin (generatif) dan tidak kawin (vegetatif).
- Tumbuhan lumut tubuhnya masih berupa thallus, artinya tidak memiliki akar, batang, dan daun sejati, akan tetapi memiliki bagian yang menyerupai akar yang disebut rhizoid.
- Ciri khas tumbuhan paku adalah mempunyai akar, batang dan daun, umumnya tumbuh di tempat lembab (higrofit), belum menghasilkan bunga, daunnya yang masih muda yang merupakan kumpulan kotak spora. Sporangium yang berkumpul akan membentuk sorus yang kebanyakan terletak pada bagian bawah daun, reproduksi secara aseksual dengan sporofit, dan reproduksi seksual dengan gametofit, dan pada batang sudah terdapat epidermis, korteks dan stele.
- Tumbuhan paku merupakan jenis tumbuhan kormus, artinya telah memiliki akar, batang, dan daun sejati serta berkembangbiak dengan menggunakan spora.
PERSAMAAN TUMBUHAN LUMUT DAN PAKU
- Sama-sama melakukan fotosintesis.
- Sama-sama melakukan reproduksi generatif dan vegetatif.
- Daur hidup mengalami pergiliran keturunan.
- Sporofit merupakan keturunan generatif.
- Berkembangbiak dengan spora.
- Sama-sama memiliki klorofil.
- Sama-sama menyukai habitat yang lembab.
- Kebanyakan tinggal di daerah tropis
0 komentar:
Posting Komentar